Kejanggalan Video Tragedi Penembakan Kantor Majalah "Charlie Hebdo" di Paris

Apa itu Operation False Flag? Apa itu Crisis Actors? Apa itu Manchurian Candidate? Apa yang telah dilakukan parlemen dan perdana menteri Perancis sebelum tragedi Charlie Hebdo terjadi?

Masih selalu percaya dengan domain dot com yang 90% dikuasai mainstream group elite kartel website sedunia yang selalu di copy-paste dan harga domain dot com-nya hanya bayar Rp.200 ribu perak per tahun?

Tampak pada sebuah video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Padahal nyaris semua orang tahu bahwa terlihat bahwa penembakan itu adalah sebuah kebohongan.

Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Akibat aksi teror ini 12 orang tewas karena diberondong peluru dari senjata otomatis kedua pelaku.

Sebelumnya pada Novermber 2014, Perancis konsisten dukung kemerdekaan Palestina di PBB juga beserta lebih dari separuh anggota Uni Eropa yang berjumlah 27 negara juga akan mendukung usul agar Palestina merdeka. Amerika Serikat dan Israel pun berang! karena Perancis adalah sekutu dekatnya.

Prancis adalah kekuatan utama Eropa pertama, yang menyuarakan persetujuannya dengan langkah Palestina untuk meningkatkan status pengamat permanen saat ini di PBB, sementara itu Inggris telah mengatakan belum memutuskan sikapnya.

Penembakan brutal terjadi pada Rabu (7/1/2014) waktu setempat di kantor majalah mingguan "Charlie Hebdo" di Paris, Perancis, yang menewaskan 12 orang. Terdiri atas para wartawan dan karyawan majalah Charlie Hebdo serta dua polisi setempat. Pemimpin redaksi majalah satir (majalah sindiran) tersebut bersama empat kartunis ternama Prancis ditembak mati pelaku di dalam kantor majalah tersebut.

Belum diketahui motif penyerangan ini. Namun, Majalah Charlie Hebdo memang sering menuai kritik dan kecaman karena konten satir (sindiran) yang terkadang menyudutkan suatu agama. Bukan kali ini saja kantor yang terletak di pinggiran Paris itu diserang, pada November 2011 kantor Charlie Hebdo sempat dilempari bom molotov sehari setelah mempublikasi karikatur Nabi Muhammad.

"Penembakan di sebuah kantor 'majalah penyindir' (satire magazine) yang bernama Charlie Hebdo adalah sebuah kebohongan besar!" kata para pengamat dunia konspirasi dan pakar audio visual. Begitulah apa yang telah dibicarakan banyak orang, bahkan melalui banyak forum di internet sedunia.

Mereka para pemerhati konspirasi, para video editor dan semua warga dunia yang waspada, tak percaya terhadap video yang telah beredar sebagai tipu daya golongan berideologi pemecah belah bangsa di dunia.


Pada video-video yang beredar, jelas semuanya telah dirancang atau di setting up terlebih dahulu sebelum disebarkan. Tempatnya pun seperti telah disiapkan, bahkan bagaikan sebuah film yang telah dirancang.

Ada beberapa video yang telah diunggah dan beredar di Youtube, namun kebanyakan daripadanya telah dihapus sepihak oleh Youtube dengan alasan kekerasan atau violence, yang nyatanya adalah TIDAK.

Pada video yang akhirnya telah diedit oleh para youtuber seperti membuat 'slow motion' dan cara melihat lebih mudah lainnya, dilakukan agar dapat menguak sebuah kebenarannya yang sejati. Tapi telah tampak bahwa video aslinya ternyata tak asli alias di edit sedemikan rupa, sebelum diunggah atau di-upload. Yup mereka adalah salah satu 'crew' atau 'aktor' dari dalang peristiwa ini.

Namun mereka tak pernah tahu, bahwa di internet banyak pakar dan ahli dalam bidang apapun yang dapat menonton lalu mengunduhya dan kemudian menelitinya!

Berikut beberapa kejanggalan-kejanggalan pada video tersebut yang ramai diperbincangkan di banyak forum di internet oleh berbagai kalangan:

Klip #1 - Polisi Perancis yang sedang asyik texting dengan kelakuan yang aneh dan tak wajar, seakan-akan sedang bermain dikala situasi akan genting sebelum penembakan kantor majalah Charlie Hebdo. (lihat videonya disini)


Ini adalah penampakan video sebelum tragedi itu bermula. Beberapa polisi berdiri sedang berbincang-bincang membentuk lingkaran, sementara itu tampak ada polisi yang seorang diri dan justru berbaring persis disebelah sebuah mobil yang sedang parkir di pinggir trotoar.

Bukannya siaga terhadap segala sesuatu kemungkinan yang buruk bisa terjadi, namun ia justru sambil berbaring, hingga setengah tiarap, kemudian ia asyik ber-texting-ria dengan smartphone miliknya yang terlihat pada video yang diunggah di Youtube dengan judul "Paris Shooting Hoax - Is This Normal For Cops to Act Like This?" dan membuat orang geleng-geleng kepala terhadap kelakuan polisi ini, begitu santai dan terlihat tak profesional, seakan-akan semuanya seperti sudah direncanakan.

Apakah dengan situasi yang seharusnya polisi harus siaga namun ia asik texting? Apakah ini logis? (lihat videonya disini)


Klip #2 - Sudut kamera dari atas gedung yang telah di edit. Terlihat tiga orang polisi sedang berlari dan menembak di lorong jalan.


Pada video yang diambil oleh amatir ini memiliki sudut kamera dari atas gedung. Kamera merekam dan memperlihatkan beberapa orang yang berlari dan menembak di lorong sebuah blok. Tiga dintaranya adalah polisi.

Sedangkan diatap tampak beberapa orang juga berlari menghindar dan melompati tembok atap. Namun mungkin tak hanya itu, tapi terlihat editan berupa pemutusan video dan disambung dengan video lainnya pada sudut yang hampir sama.

Kesimpulan itu terlihat dari pipa-pipa yang ada di balkon tempat pengambilan video yang diunggah ke Youtube dengan judul "France False Flag Shooting - Attackers SPLICED IN COPS cut out Man in bullet proof vest watches" itu terjadi. Bahkan membuat sang pengunggah tertawa-tawa akibat hasil editan kelas cupu itu. (lihat videonya disini)


Klip #3 - Polisi berbaring di trotoar, ditembak kepalanya dari jarak dekat.


Ini adalah video bagian yang paling klimaks, kontroversial, heboh bahkan mengerikan dari seluruh rangkaian video di tragedi ini, dan sangat banyak ditonton orang. Namun semua yang telah mengunggah video ini di Youtube, nyaris seluruhnya dihapus secara sepihak oleh Youtube dengan alasan kekerasan. Padahal video ini telah di dominasi oleh penonton yang justru membuat kening berkerut karena 'aneh'.


Penembak melepaskan peluru, kearah kepala polisi Paris, namun tak kena,, tak ada selongsong yang terpental, tak ada darah dan tak ada gerakan apapun. Pada kali ini terlihat seorang polisi yang sedang terbaring di aspal ditembaki dari jarak sekitar 7-8 meter oleh senapan AK-47.

Anehnya, tak ada selongsong peluru yang terlempar dari senapan itu! Keanehan lainnya tak ada darah di kaki dan di badan polisi tersebut. Setelah itu, salah satu dari penembak mendekati polisi yang terlihat masih berbaring 'seperti terluka'.

Sambil setengah berlari, penembak mengarahkan moncong senapan AK-47 miliknya ke kepala polisi tanpa berhanti berlari. Ia mendekatinya lalu "Dooor..!!!"

Satu peluru lagi dilepaskan dengan jarak hanya satu meter dari kepala korban! Sekali lagi tak terlihat adanya selongsong peluru yang keluar, tak ada darah, dan tak ada gerakan pada badan setelah ditembak.

Tampak sedikit darah di lokasi kejadian

Seorang yang ditembak pastinya tetap ada gerakan di badannya biarpun langsung mati walau hanya sedikit. Yang paling aneh lainnya adalah, jika kepala yang ditembak, maka darah langsung keluar memenuhi trotoar.

Kepala tak berongga karena diisi otak, oleh karenanya jika ditembak, maka detik itu juga darah akan keluar. Dan akan keluar banyak, namun ini tak terjadi.

Darah baru ada diatas trotoar itu setelah polisi merilis sebuah foto. Anehnya lagi darah itu hanya sedikit, seperti terciprat mirip kencing.

Paling aneh kedua adalah, jika sebuah kepala ditembak oleh senapan AK-47 dari jarak dekat, maka peluru tak hanya membuat lubang, tapi pastinya akan memecahkan kepala.


Sekali lagi, tak tampak ada peluru yang keluar, tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun pada polisi itu dalam tragedi penembakan Charlie Hebdo.

Suara tembakan-tembakan yang terdengar pada semua video juga bukan suara khas dari senapan AK-47 yang memiliki ciri khas. (dengar letupan senapan AK-47 yang sebenarnya pada video ini).

Oleh sebab itulah bagian dari video yang ini, justru sangat membuat para penonton bingung karena sangat aneh dan tak alamiah! Video yang diunggah oleh akun Dzenis Jusmani itu berjudul "FAKE PARIS SHOOTING MISS SLOW MOTION 7 1 15 FRENCH SATIRE". (lihat videonya disini)


Klip #4 - Video yang memperlihatkan trotoar telah diedit dengan menambahkan bercak darah.


Terlihat warna trotoar sudah di edit yang ada disebelah kiri tiang tampak lebih terang dan yang disebelah kanan tiang, trotoar asli, warnanya tampak lebih gelap (lihat videonya disini)

Pada video ini menunjukkan adanya bercak darah di atas trotoar. Namun sayangnya video ini sangat terlihat sekali hasil editannya. Salah satunya, tampak warna trotoar yang memakai efek 'green screen' yang sudah diedit karena memiliki warna berbeda atau lebih terang dari trotoar asli.

Kedua warna trotoar yang berbeda itu hanya dipisahkan oleh sebatang pohon dipinggir jalan dekat trotoar. Jadi batang pohon itu sebagai pembatas hasil editan. Tampak warna trotoar sebelah kiri batang pohon dimana adanya bercak darah adalah palsu akibat tambahan oleh efek green screen.

Sedangkan warna trotoar yang sebelah kanan batang pohon adalah warna asli dari trotoar yang sebenarnya. Hal itu sangat terlihat sekali pada detik ke-dua diawal video dengan sudut paling dekat ini, yang berjudul "Video of Paris attack shows gunmen shooting wounded officer dead", sangat terlihat beda penampakannya dari trotoar asli. (lihat videonya disini).



Pelaku "Paris Shooting" Menyerahkan Diri

Kini tragedi yang hampir mirip untuk kesekian kalinya, terjadi lagi dan sekarang di kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo Perancis. Salah satu pelaku penembakan brutal yang merupakan tersangka paling muda berusia 18 tahun dilaporkan menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial, demikian dilaporkan AFP, Kamis (8/1/2015).

"Hamyd Mourad menyerahkan dirinya sendiri ke polisi … pada Rabu (7/1) sekitar pukul 23.00 waktu setempat setelah melihat namanya beredar luas di media sosial," tutur seorang sumber yang memahami kasus ini kepada AFP, Kamis (8/1/2015). "Dia telah ditangkap dan dibawa ke tahanan," sebut seorang sumber lainnya memastikan.



Tersangka selalu adik-kakak, mirip tragedi Bomb Boston Marathon

Tersangka kakak-adik penembakan "Paris Shooting", Chérif Kouachi and Said Kouachi.

Kepolisian Prancis telah mengidentifikasi tiga pelaku penembakan tersebut, sebagai Said Kouachi yang lahir tahun 1980, kemudian Cherif Kouachi yang lahir tahun 1982 dan Hamyd Mourad yang lahir tahun 1996. Said dan Cherif diketahui merupakan kakak-beradik yang tinggal di Paris, sedangkan Mourad diketahui berasal dari kota Reims.

Sekali lagi mirip tragedi Bomb Boston Marathon, perburuan besar-besaran terhadap dua pelaku lainnya dilakukan kepolisian Prancis. Polisi juga telah merilis foto dua pelaku kakak-beradik ke publik, demi mendapat informasi dan petunjuk dari masyarakat.

Kepolisian Paris menyatakan, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk Said Kouachi (34) dan Chérif Kouachi (32) yang disebut sebagai berbahaya dan bersenjata.

Pada tragedi Bomb Boston Marathon, kakak pelaku ditembak mati padahal sudah menyerah dan tak bersenjata, sedangkan adiknya ditembak tenggorokannya padahal sudah menyerah juga keluar dari persembunyian di sebuah perahu dan juga tak memiliki senjata. Kini adiknya dipenjara dan tak bisa lagi berbicara akibat tenggorokannya rusak agar tak dapat menyampaikan kesaksiannya.


Tersangka kakak-adik Bom Boston Marathon, Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev.



Toko Yahudi di Perancis disandera, penyandera tewas, total korban 5 orang

Bersamaan dengan aksi pasukan antiteror Prancis melumpuhkan penyerang tabloid Charlie Hebdo Said Kouachi dan Cherif Kouachi, 5 orang tewas dalam penyerbuan di toko swalayan Yahudi (Kosher) bernama Hyper Cache di bagian timur Paris tepatnya di distrik Porte de Vincennes. Salah satu korban merupakan penyandera.

Seorang pria bersenjata yang belum diketahui identitasnya menyandera belasan orang yang berada di toko swalayan itu. Penyanderaan berlangsung lebih dari lima jam sebelum pasukan keamanan melakukan serbuan.

8 dead Charlie Hebdo

Diduga aksi penyanderaan ini terkait dengan penyerangan Charlie Hebdo. Seperti dikutip dari Sky News, sang penyandera menyatakan kepada polisi akan membunuh semua sandera jika polisi menangkap Said dan Cherif Kouachi.

Negosiasi berlangsung alot hingga akhirnya polisi memutuskan melakukan penyerbuan. Ledakan dan rentetan senjata terdengar dari lokasi. Beberapa saksi menyatakan, penyandera merupakan orang yang menembak mati seorang polisi wanita pada Kamis (8/1/2015) lalu.

Sejumlah sandera juga mengalami luka-luka namun ada beberapa yang selamat termasuk seorang anak kecil. Mengenai jumlah korban, ada yang menyebut 5 orang, namun beberapa media setempat menyebut hanya 4 orang. Yang pasti, penyandera termasuk dalam korban tewas. Keamanan di Kota Paris diperketat pasca dua insiden ini.



Charlie Hebdo pernah memecat kartunis karena anti-Semitisme (anti Zion Yahudi) pada tahun 2009

Kalian boleh anti-Islam, anti-Kristen, atau anti agama lain, tapi jangan anti Semit. Itulah pesan yang diterima Maurice Sinet, kartunis yang kini berusia 86 tahun dan punya nama pena "Sine", saat dipecat manajemen majalah satir Charlie Hebdo tahun 2009 lalu.

Info yang dimuat pada worldbulletin.net mengemukakan peristiwa yang dialami oleh Maurice Sinet karena dianggap mengejek Sarkozy (presiden Perancis kala itu) agar masuk agama Yahudi untuk uang, lalu Sine dituduh sebagai Anti-Semit dan menghadapi banyak tekanan dari pemimpinnya untuk memecatnya dari majalah mingguan tukang sindir itu.

Maurice Sinet, lahir pada 13 Desember 1928 (86 tahun), itu akhirnya menghadapi tuduhan 'menghasut kebencian rasial' untuk kolom yang ia tulis pada tahun 2009 di Charlie Hebdo. Kartunis itu memicu kontroversi antara intelektual Paris dan berakhir pada pemecatannya dari majalah itu.


Sinet yang pernah mengisi kolom pada majalah "L'Affaire Sine" ini, mengikuti keterlibatan Sarkozy terhadap calon istrinya kala itu Jessica Sebaoun-Darty (22), seorang puteri pewaris tahta dari pengusaha Yahudi yang menguasai jaringan perdagangan barang elektronik.

Ia mengomentari rumor bahwa putra presiden berencana untuk mengkonversinya menjadi Yudaisme, Sine menyindir: "Dia akan pergi jauh dalam kehidupan, dan memiliki sedikit anak."

Seorang komentator dengan profil tinggi dibidang politik marah terhadap kolom itu karena menghubungkan prasangka tentang orang-orang Yahudi dan keberhasilan sosial.

Editor Charlie Hebdo, Philippe Val, mendesak dan meminta Sinet untuk meminta maaf. Sinet sebenarnya bersedia, tapi jika permintaan maaf harus dengan cara yang sangat sopan, dia menolak.

Keputusan Mr. Val untuk memecat Sinet didukung oleh sekelompok intelektual terkemuka, termasuk filsuf Bernard-Henry Levy. Tetapi bagian dari libertarian sayap kiri membelanya habis-habisan, mengutip hak untuk kebebasan berbicara oleh Charlie Hebdo ternyata justru melanggar kebebasan berbicara yang selama ini di-tuhan-kan.

Pada tahun 1962 Sinet pernah merilis bukunya yang berjudul Siné Massacre, yang di dalamnya mengandung anti-colonialism, anti-capitalism, anti-clericalism, dan anarchism.

Tabloid kartun tukang sindir Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun bahkan menghina Islam dan Nabi Muhammad, sebagai 'kebebasan berbicara'. Charlie Hebdo juga pernah menerbitkan kartun tentang Nabi Isa dan Chiristianity, juga menyebabkan majalah itu dituntut sebanyak 12 kali oleh Gereja Katolik.



Pemimpin Chechnya ledak Eropa atas standar ganda terorisme

Tanggapan publik belum pernah terjadi sebelumnya terhadap penembakan Charlie Hebdo di Prancis yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin membangkitkan sentimen anti-Islam dan mengalihkan perhatian orang dari masalah lain, klaim pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov melalui laporan di Russia Today (RT).


Dalam sebuah posting yang viral dan menyertai foto dirinya, Kadyrov mengatakan bahwa ia menyambut baik 'single-hearted' kecaman terorisme oleh para pemimpin dunia serta jutaan orang yang mengambil bagian dalam demonstrasi di Paris. Dia juga mengutuk pembunuhan orang tak bersenjata oleh teroris dan dianggap sebagai perang melawan terorisme, tugas yang paling penting dalam hidupnya.


Pada saat yang sama Kadyrov mengajukan pertanyaan:

"Apakah celaan terhadap terorisme hanya ditujukan pada kejadian di Prancis atau para tokoh masyarakat dan orang-orang jahat juga menargetkan seluruh Dunia?" 
"Mengapa presiden, raja dan perdana menteri tidak pernah memimpin pawai protes terhadap kematian terhadap ratusan ribu warga Afghanistan, Suriah, Mesir, Libya, Yaman dan Irak? Mengapa mereka tetap diam ketika teroris meledakkan bom di markas pemerintah Chechnya atau ketika mereka meledakkan stadion Grozny dan membunuh Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov-Haji [ayah Ramzan Kadyrov] dan para pembantunya?" 
"Mengapa mereka tidak bereaksi terhadap serangan di sekolah di Beslan dan penyanderaan di Theater Dubrovka di Moskow? Mengapa diam ketika pada bulan Desember tahun lalu teroris ditangkap di Gedung Pers dan sebuah sekolah di Grozny, menewaskan dan melukai lebih dari 50 orang?" tulisan akhir Kadyrov dalam akunnya. 
"Tidak mungkin untuk mengamankan Paris, London, Madrid dan ibukota Eropa lainnya jika seluruh masyarakat gagal untuk mengutuk orang-orang yang mengangkat dan mensponsori teroris di seluruh dunia yang berkedok sebagai dukungannya untuk gerakan oposisi," kata Kadyrov.

Tokoh Chech itu dengan yakin menulis bahwa dia mencurigai beberapa kekuatan yang sangat kuat telah mempersiapkan seluruh skenario itu untuk menghasut suasana hati anti-Islam di Eropa atau untuk mengalihkan perhatian publik dari beberapa masalah global yang masih terjadi.

Seorang mukmin yang sungguh-sungguh dalam Islam, Kadyrov juga menulis bahwa ia dan sekutu-sekutunya tidak akan membiarkan siapa pun menghina Nabi, bahkan jika hal ini akan mempertaruhkan hidup mereka.

"Jika kita masih diam, ini tidak berarti bahwa kita tidak bisa mendapatkan jutaan orang untuk turun ke jalan di seluruh dunia untuk memprotes orang-orang yang berkomplot pada penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam. Apakah ini yang Anda inginkan?" terangnya, yang ditujukan kepada para pemimpin politik dunia Barat.

Kepala republik Chechnya itu juga menuduh media massa telah membiarkan diri untuk terlibat dalam skandal dan harus meminta maaf kepada umat Islam untuk mengakhiri kontroversi.

"Perdamaian dan stabilitas lebih penting bagi semua orang daripada hak segelintir wartawan untuk tidak menghormati Nabi," tulisnya.



Akar Permasalahan: Sebelumnya, Prancis Konsisten Dukung Palestina di PBB

Prancis menyatakan akan mendukung usaha Palestina untuk meningkatkan statusnya di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada sidang Majelis Umum pekan ini, hanya setahun setelah gagal memperoleh keanggotaan negara penuh.

Menteri Luar Negeri Laurent Fabius menegaskan kembali 'sikap konsisten' Paris mengenai masalah itu sejak bulan April 2014 lalu dan mengemukakan kepada Majelis Nasional bahwa Prancis, salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, akan memutuskan bagi status satu negara peninjau non-anggota bagi Palestina, seperti dilaporkan AFP melalui republika.co.id.

Laurent Fabius, perdana menteri Perancis periode 1984 - 1986.

"Anda tahu bahwa selama bertahun-tahun sikap konsisten Prancis mengakui negara Palestina," katanya mengulangi kembali bahwa mantan presiden Prancis Francois Mitterrand mempertahankan sikap itu dalam pidatonya tahun 1982 di parlemen Israel.

Laurent Fabius sempat menjabat sebagai Menteri Anggaran (1981-1983), Presiden Majelis Nasional (1997-2000) dan Menteri Keuangan (2000-2002) bahkan sebagai Perdana Menteri Perancis periode 1984-1986 dan kini ia menjabat Menteri Luar Negeri sejak tahun 2012 lalu, hingga sekarang.

Sikap itu tidak berubah bahkan selama masa jabatan mantan presiden Nicolas Sarkozy ketika Palestina diterima menjadi anggota UNESCO tahun lalu, katanya dan menambahkan pengakuan atas Palestina adalah salah satu bagian penting kampanye presiden Prancis sekarang, Francois Hollande.

"Karena itu mengapa ketika masalah itu diajukan pada Kamis dan Jumat, Prancis akan menanggapi dengan 'Ya'," katanya. Rancangan resolusi yang mengusahakan peningkatan status itu juga menyerukan Dewan Keamanan PBB mempertimbagkan dengan baik permintaan Palestina bagi keanggotaan penuh yang diajukan setahun lalu.

Seorang muslimah Perancis menggunakan ikat kepala 
bertuliskan "fraternité" yang berarti "persaudaraan"

Amerika Serikat, sekutu kuat Israel menghambat tindakan itu di Dewan Keamanan PBB yang beraggotakan 15 negara itu. Inggris belum memutuskan apakah akan mendukung resolusi itu, kata dubes negara itu untuk PBB Mark Lyall Grant.

Ia mengemukakan kepada wartawan bahwa Inggris yakin Palestina harus menunda permohonannya, tetapi masalah itu akan dibicarakan dengan Pamerintah Palestina dan akan memutuskan pada waktunya tentang keputusan itu.

Kementerian luar negeri Austria juga mengatakan pihaknya akan mendukung usaha Palestina itu dan menyatakan bahwa lebih dari separuh anggota Uni Eropa yang berjumlah 27 negara akan mendukung usul itu. 

Resolusi baru itu juga akan menyerukan penyelesaian krisis Timur Tengah itu dengan visi dua negara, satu negara Palestina yang independen, berdaulat, demokratis, berlanjut, hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel, atas dasar perbatasan sebelum tahun 1967.



Novembr 2014: Usai Voting, Parlemen Prancis Mengakui Negara Palestina

Cita-cita Palestina menjadi negara merdeka dan diakui negara-negara di dunia perlahan mulai terwujud. Setelah Swedia mengakui Palestina, Prancis dikabarkan akan mengikuti langkah Negara Skandinavia tersebut. Keterangan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius. Hal itu diutarakan Fabius dalam twitter pribadinya.

"Prancis akan mengakui Palestina. Kami tidak berpihak dan tak ikut-ikutan, ini adalah sebuah hak (bagi Palestina)," tulis Fabius seperti dikutip dari Spuntiknews, Sabtu (29/11/2014). Bukan sekadar omong kosong, demi mendukung cita-cita Palestina ini, Majelis Nasional Prancis akan menggelar pertemuan khusus. Pertemuan berlangsung pada 2 Desember 2014 lalu.

Gelombang pengakuan Palestina sebagai negara merdeka mulai mengemuka pada Oktober tahun 2014 lalu. Awalnya, ide tersebut diprakarsai Inggris. Tanpa ragu, Parlemen Negeri Ratu Elizabeth menggelar pemungutan suara khusus demi menentukan sikapnya atas Palestina.


Tak lama setelah Inggris, Swedia dengan lantang mengakui Palestina. Setelah Inggris dan Swedia, Negeri Matador, Spanyol di November 2014 segera mengumumkan dukungannya terhadap Negara Palestina yang berdaulat penuh.

Perjuangan Palestina mendapat pengakuan internasional tidak bisa dipungkiri harus melewati jalan yang berliku. Pengakuan ini pun semakin berat setelah Israel menduduki Yerusalem sejak 1967.

Bukan cuma menduduki, Israel juga berlaku bak penjajah di Yerusalem. Mereka melakukan sejumlah agresi militer yang menyebabkan ribuan warga sipil Palestina meregang nyawa.

Setelah melalui mekanisme voting, Parlemen Prancis meminta pemerintah mengakui negara Palestina. Pengakuan ini diharapkan akan mempercepat terwujudnya perjanjian damai antara Israel dan Palestina.

Dalam pemungutan suara, seperti dikutip dari BBC, Rabu (3/12/2014), sebanyak 339 anggota parlemen setuju mengakui negara Palestina. Sementara, 151 Anggota menentang.

Hanya saja hasil pemungutan suara yang digelar di Gedung Parlemen Prancis di Kota Paris pada Selasa 2 Desember 2014 itu bersifat tidak mengikat.

Namun sejumlah pihak mengatakan keputusan Parlemen Prancis tersebut adalah dorongan simbolis yang sangat penting bagi Palestina. Terutama di tengah semakin kuatnya dukungan dari Eropa atas skema penyelesaian dua negara, Israel dan Palestina.

Pemerintah Prancis mendukung berdirinya negara Palestina, namun mereka mengatakan masih terlalu dini untuk mengeluarkan pengakuan resmi. Prancis, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, menginginkan perundingan damai Israel-Palestina kembali dimulai.

Israel mengatakan akan mendukung negara Palestina yang didirikan setelah tercapai perundingan damai. Pemerintah Tel Aviv mengatakan pengakuan seperti yang dikeluarkan parlemen Prancis, Inggris, Spanyol, dan Swedia hanya akan mendorong otoritas Palestina menghindari perundingan damai.



Perancis Sebagai Sekutunya Dukung Palestina, Amerika Berang

Amerika Serikat secara terbuka menyatakan tidak setuju dengan sikap Prancis, salah satu sekutu terdekatnya, yang akan mendukung peningkatan status Palestina di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Victoria Nuland (pict: davidicke.com)

"Kami jelas tidak setuju dengan sekutu terlama kami itu tentang masalah ini. Mereka tahu bahwa kita tidak setuju dengan mereka. Tetapi keputusan itu adalah kedaulatan mereka untuk melakukan, bagaimana akan melanjutkan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland.

Dia menegaskan bahwa jika pemungutan suara dilakukan seperti yang direncanakan di dalam sidang Majelis Umum PBB pekan ini, Amerika Serikat akan memilih menolak permintaan Palestina, yang Washington anggap sebagai satu 'kesalahan'.

"Tidak ada dalam aksi ini di PBB akan membawa Palestina kepada setiap langkah yang lebih dekat dengan … Jika ada pemungutan suara, kita akan memilih 'tidak'." 

Prancis adalah kekuatan utama Eropa pertama, yang menyuarakan persetujuannya dengan langkah Palestina untuk meningkatkan status pengamat permanen saat ini di PBB, sementara itu Inggris telah mengatakan belum memutuskan sikapnya.


Usulan Palestina diatur untuk mencapai status itu karena memiliki dukungan mayoritas dari 193 negara anggota PBB, dengan para diplomat memprediksi bahwa antara 11 dan 15 negara Uni Eropa bisa mendukung usulan Palestina.

Di tengah kesibukan upaya diplomatik AS untuk mencoba mencegah pemungutan suara itu, Nuland juga menegaskan bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah berhubungan dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengenai masalah ini.

"Ini, Anda tahu, adalah panggilan Inggris bagaimana mereka ingin bersikap tentang hal ini ke depan. Mereka tahu persis di mana kita berdiri," katanya. 

"AS percaya bahwa langkah Palestina mengobarkan situasi antara para pihak, membuat lebih sulit bagi mereka untuk kembali ke meja perundingan, dan membuat situasi politik makin sulit di antara mereka," katanya.



Operation False Flag

Tampak pada video dimana seorang polisi muslim Perancis yang sedang terbaring di trotoar, ditembaki. Lalu salah satu teroris menghampirinya dan ditembak sekali lagi kepalanya dari jarak dekat. Tak ada darah, tak ada selongsong peluru bahkan tak ada gerakan badan sedikitpun dari korban setelah penembakan. Semua penembak yang disebut teroris itu memakai kain penutup muka seperti para anggota ISIS.

Menurut Kepolisian Perancis, mereka tak teridentifikasi. Namun kenapa pihak kepolisian menuduh bahwa mereka yang bersenjata itu seorang Muslim?


Kepolisian Perancis menuduh bahwa pria-pria bertopeng itu Muslim karena berteriak "Allahu Akbar" dan berteriak dalam bahasa Perancis, "Kami adalah Al-Qaeda dari Yaman dan kami membela Nabi Muhammad!"

Teriakan kata-kata dalam bahasa Perancis? Seperti yang telah dilontarkan bahwa kepolisian Perancis telah menyatakan, 'mereka tak teridentifikasi'. Bukankah itu sesuatu yang spesifik? Dan mengapa pengambil video itu telah tahu bahwa akan terjadi aksi terorisme disana? Dengan kamera yang sepertinya telah disiapkan?

Inilah pengalihan terhadap opini publik, bahwa masyarakat digiring kepada apa yang disebut sebagai "False Flag", agar masyarakat dunia langsung percaya bahwa para penembak itu adalah Al-Qaeda, organisasi cikal bakal yang dibuat AS untuk memerangi Uni Soviet pada masa tahun 1080-an dimaasa Perang Dingin.

Jadi opini ditekankan bahwa kelompok muslim telah memerangi dan membunuh kelompok muslim lainnya. Itu terlihat karena polisi yang ditembak pada video adalah juga seorang muslim. Dan pakaian penembak lebih mirip kelompok ISIS dibanding Al-Qaeda.

Petugas kepolisian tengah menggelar pencarian besar-besaran untuk menangkap pelaku penembakan. Media sedunia pun heboh, karena terbukti pula bahwa nyaris semua media sejagat memang telah 'dikendalikan' mereka. Semua itu agar dapat mengelabui masyarakat dunia dalam operasi andalannya yang selalu jitu karena disokong oleh media dunia, yaitu Operation False Flag.



Crisis Actors


Crisis Actors peristiwa Bomb Boston Marathon, yang kakinya buntung karena kecelakaan kereta api, bukan karena akibat bom Boston itu.

Mereka memakai para aktor krisis atau crisis actor, seperti pada tragedi-tragedi sebelumnya.

Aktor krisis ini biasa dipakai ketika melakukan latihan perang, yang memiliki skenario pengeboman atau dalam kondisi diserang.

Mereka dipakai agar para prajurit dapat merasakan seperti layaknya berada di medan peperangan yang sesungguhnya.

Biasanya diskenariokan kepada para aktor yang memiliki fisik cacat ini seakan terkena peluru, terkena bom, granat dan sejenisnya, lengkap dengan darah buatan, pompa elektrik agar darah terlihat muncrat berikut serpihan daging dan lengkap dengan potongan kakinya yang buntung.


Semua ini dilakukan agar terlihat nyata, lalu prajurit yang mungkin panik dalam keadaan terdesak saat mengikuti latihan perang ini, harus menolongnya.

Aktor krisis lainnya tak harus cacat fisik, namun sebagai aktor sungguhan yang dapat mengungkapkan suatu kejadian dan mendramatisirkannya, agar opini publik percaya padanya.

Mereka biasanya termasuk di dalam intelijen yang juga bagian dari skenario yang telah dilakukannya, namun lebih mirip bagian 'humas' yang dapat mempengaruhi publik melalui segala macam media-media antek mereka juga, sebagai corongnya.


Aktor krisis yang sama ketika Penembakan di bandara Los Angeles dan tragedi WTC 9/11 Twin Towers, diwawancarai kesaksiannya oleh stasiun televisi.

Mereka biasanya selalu diwawancarai sebagai saksi mata oleh beberapa stasiun televisi ditempat kejadian perkara.

Aktor krisis menjadi puncaknya mencuat dan sangat terlihat sejak peristiwa 9/11, yaitu hancurnya gedung kembar WTC di New York pada 11 September 2001.

Juga termasuk invasi Libya, tragedi penembakan di Bandara Los Angeles, tragedi penembakan Sandy Hook sampai tragedi Bom Boston Marathon bahkan seluruh tragedi-tragedi lainnya di AS dalam satu dekade ini.

Pada masa kini banyak pakar bahkan tak menutup kemungkinan juga terjadi pada tragedi penciptaan pasukan ISIS guna memojokkan kaum muslim dunia sebagai musuh mereka berikutnya, setelah Nazi dan Komunis tumbang.




Manchurian Candidate

Lain lagi dengan yang satu ini, "The Manchurian Candidate" (Kandidat Mancuria), yaitu sejenis agen yang telah dicuci otaknya (brainwashed). Mereka layaknya bagai robot yang dapat diprogram setelah dicekoki habis-habisan melalui doktrin-doktrin sangat halus, hingga melalui hipnosis.

Mereka ada yang diasuh sejak kecil bahkan dari bayi. Lalu dibesarkan melalui doktrin-doktrin ideologi mereka sehingga menjadi patuh dan taat. Mereka terdiri dari berbagai bangsa dan ras, agar jika ada operasi intelijen tingkat tinggi di suatu negara tertentu, maka sesuai rasnya, merekalah yang ditunjuk untuk menjalankan misi tersebut. Lain dengan agen-agen lainnya, misi mereka adalah mati atau bunuh diri, mirip kamikaze.

Untuk Manchurian Candidate yang diasuh sejak bayi atau masih kanak-kanak, mereka akan menjalani misi bunuh diri, bahkan tanpa mereka ketahui. Misalnya pada peristiwa Tragedi WTC 9/11 dan Tragedi MH370.


Mereka disiapkan passport dan naik pesawat secara normal, bahkan passport palsu pun bisa mereka peroleh dan masuk ke pesawat tanpa ada yang tahu. Mengapa bisa demikian?

Mungkin Anda lupa, bahwa mereka adalah agen tingkat tinggi yang telah diasuh sejak lama, oleh karenanya pasti di back-up oleh agen-agen tingkat tinggi pula, jadi pastinya mereka memiliki akses kemanapun mereka mau.

Setelah masuk pesawat, lalu kontrol pada pesawat diambil-alih dari darat, kemudian agen dari darat tinggal menjalankan pesawat itu sesuai skenario dan misinya. Mau menabrak gedung atau dibuang ke tengah laut, terserah, apapun bisa.

Seperti diterangkan sebelumnya, mereka tak akan pernah kembali pulang setelah menjalankan misinya, alias tewas. Tinggal pilih sesuai misinya, mau Manchurian Candidate dari ras apa? Mereka punya semua suku dan ras.

Setelah misi selesai, dengan seenaknya mereka menuduh berdasarkan ras golongan apa yang tadi telah mereka suruh menjalankan misi bunuh diri itu, begitu mudahnya untuk menuduh suatu kelompok jika memiliki bukti-bukti yang ada. Iya kan?

Misal, jika misinya untuk menghajar Islam, tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras Arab. Jika misinya untuk menghajar komunis tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras Cina atau Mongoloid. Jika misinya untuk menghajar ras kulit hitam, tinggal memilih diantara orang-orang yang memiliki ras yang sama.


Setelah misi sukses, toh Manchurian Candidate tak akan pernah kembali, sebagai misi bunuh diri. Di Indonesia mungkin memiliki istilah lain, 'pengantin'.

Lain lagi dengan Manchurian Candidate untuk misi pembunuhan. Mereka biasanya hanya diberikan hipnosis.

Mereka dapat diperintah hanya melalui perkataan dari sebuah 'kata kunci' saja. Hanya dengan menelpon mereka dan mengucapkan kata kunci, maka mereka langsung menjalankan misinya, tanpa sadar. (lihat videonya dibawah halaman)

Misal setelah mendengar kata kunci tertentu, mereka langsung tak sadar mengeluarkan pisau atau pistol, lalu membunuh target atau memencet tombol bom bunuh dirinya. Setelah kejadian selesai barulah ia sadar apa yang telah ia perbuat.

Jika di Indonesia mirip gendam atau hipnotis, hanya melalui perkataan mereka menjadi tak sadar, setelah ditepuk pundak atau sejenisnya agar sadar, barulah mereka kembali sadar. Namun semuanya sudah terlambat. 

Ya, mereka mirip robot. Tapi untuk masalah gendam atau hipnotis, itu baru kelas anak TK. Para agen ini sudah sangat expert dalam teknologi otak, psikologi, sistim syaraf dan pengontrolan pikiran. Istilahnya adalah Neuro-Technology.


Pada masa kini, banyak Manchurian Candidate lepasan. Artinya adalah masyarakat dunia itu sendiri. Melalui doktrin-doktrin ideologi masing-masing akan merasa paling benar dan memang itulah keinginan mereka. 

Setelah mereka terbentuk atau diciptakan, maka mereka akan terus berkembang dengan sendirinya, makin membesar dan membesar tanpa ada lagi campur tangan, tapi mereka tetap dipelihara dari jauh, bahkan akan terus dikembangkan.

Lihat saja pada masa kini, banyak golongan-golongan sempalan mulai dari golongan religius sampai atheis, seperti ekstrimis Islam, ekstrimis Kristen, ekstrimis Katolik, ekstrimis Komunis, ekstrimis Liberal, ekstrimis Fasis, ekstrimis Atheis, ekstrimis Zion hingga kelompok-kelompok sepeti Klu Klux Klan, English Defense League, Taliban, Al-Qaeda hingga ISIS.

Banyak pula terjadi dari sel-sel itu yang ditangkap atau ditahan selama bertahun-tahun. Di dalam penjara mereke telah dicuci otaknya dulu selama bertahun-tahun pula. Mereka dihopnotis, disiksa hingga disuntikkan berbagai obat yang dapat mempengaruhi syaraf dan pikirannya.

Setelah itu, mereka dibebaskan kembali. Maka para dalang pun tinggal menunggu 'bunga-bunga' itu menjadi buah dan suatu saat akan dipetik hasilnya, tanpa mantan napi itu sadar oleh apa yang diperbuatnya, ternyata telah menguntungkan pihak yang berseberangan. 

Apalagi jika mantan-mantan napi itu memiliki pengikut, anak buah, jemaat hingga komunitas apalagi sebuah aliran. Wah betapa senangnya mereka.

Mereka dengan sangat-sangat pelan namun pasti, mengajarkan kebencian dan kebencian, lalu kebencian. Begitu seterusnya. Mereka memasuki dan merambah ke desa-desa, ke masjid hingga ke mushola, ke pengajian-pengajian, ke gereja-gereja, ke kebaktian-kebaktian, dan ke komunitas-komunitas.


Untuk apa? Ya seperti barusan dijelaskan, mengajarkan kebencian dan kebencian, lalu kebencian. Lalu bagaimana dengan tewasnya Paris Shooting yang berjumlah belasan?

Mereka memang mati, karena menjadi target dari 'sang dalang' akibat kebencian mereka sendiri.

Jadi jika kelas cupu, misal anda ingin membunuh orang yang tak anda suka, anda tak perlu turun tangan, tapi cukup membayar pembunuh bayaran. Namun jika anda intelijen tingkat tinggi, justru andalah yang membentuk dan membuat para pembunuh-pembunuh bayaran itu, tanpa perlu ada yang tahu.

Maka secara keseluruhan tangan anda bersih dari darah, bahkan anda dapat menyalahkan si pembunuh bayaran tadi. Tanpa harus disuruh lagi, mereka akan saling membenci. Jika mulai akur, peristiwa seperti penembakan di Paris, Tragedi 9/11, Bomb Boston Marathon, akan terulang lagi dan lagi.

Dengan begitu Manchurian Candidate tak perlu banyak, karena ideologinya telah mengakar ke segala penjuru arah bagai tantakel gurita: kebencian antar ras, suku, agama, kelompok, golongan, dan itu sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. 

Mereka memang membuat manusia-manusia harus terkotak-kotak. Misi mereka memang membuat perang antar ras di muka Bumi ini, untuk selamanya.






Post a Comment

Lebih baru Lebih lama